Metode Sterilisasi
1. Sterilisasi dengan cara fisik
a. Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :
a. Panas membara
Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala api
bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit,
jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
b. Melidah – apikan
Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala
terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung
dan mulut botol.
c. Udara kering
Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak
logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara panas melalui
panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi,
cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan
satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap cukup.
2. Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap
air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya
penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan
denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora
diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
a. Panas basah <100 oC (Pasteurisasi)
Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat didinginkan.
b. Panas basah pada suhu 100 oC
Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10
menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari berturut –
turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati pada
pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua
steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga.
c. Panas basah >100 oC
Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa
dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan
tangki yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang
disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan
injeksi, dan bahan makanan.
b. Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat
penyaringan yang memiliki pori – pori cukup kecil. Untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan
tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk
mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu
tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman,
ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.
c. Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar
ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi
paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar
ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat
bakterida yang baik.
2. Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :
a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya
kerja antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan
suhu. Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain :
Desinfektan lingkungan misalnya :
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.
(Lay, 1982)
3. Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena
sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan
tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme
secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang
tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya. Cara sterilisasi
ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang
tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara
sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan
penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan
dengan sistem proses aseptik.
Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude
dari beban mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi
pada konsentrasi yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran,
dan karakteristik dari peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol
untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan
reproduksibel. Ukuran nominal pori penyaring 0,2 μm atau kurang dan
penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan seperti selulosa asetat,
selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat,
poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe
bahan lain termasuk memban logam.
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri
dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan
dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya
virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan
partikel besar dari bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik
atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan
metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas
bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik
yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan
yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan
yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis
tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh
ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak
disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas
dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan
steril, filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter
yang terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin,
asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter
seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih
berguna untuk farmasis.
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada
dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan
filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini
pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada
pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol
pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan
larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu
dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml. Kerugian pertama
dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat.
Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari
garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin,
ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor
khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan
pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan
kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock
dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada
sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam
serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan
panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari
filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan
dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti
corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat.
Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter
bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan
permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan
yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi
filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil
partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar